Arti dari mad adalah memanjangkan suara suatu bacaan. Huruf mad ada tiga yaitu : ا و ي
Jenis mad terbagi 2 macam, yaitu :
1. Mad Ashli / mad thobi'i
Mad Ashli / mad thobi'I terjadi apabila :
- huruf berbaris fathah bertemu dengan alif
- huruf berbaris kasroh bertemu dengan wawu mati
- huruf berbaris dhommah bertemu dengan ya mati
Panjangnya adalah 1 alif atau dua harokat.
2. Mad far'i
Adapun jenis mad far'i ini terdiri dari 13 macam, yaitu :
1) Mad Wajib Muttashil
Yaitu setiap mad thobi'i bertemu dengan hamzah dalam satu kata. Panjangnya adalah 5 harokat atau 2,5 alif. (harokat = ketukan/panjang setiap suara)
2) Mad Jaiz Munfashil
Yaitu setiap mad thobi'i bertemu dengan hamzah dalam kata yang berbeda.
Panjangnya adalah 2, 4, atau 6 harokat (1, 2, atau 3 alif).
3) Mad Aridh Lisukuun
Yaitu setiap mad thobi'i bertemu dengan huruf hidup dalam satu kalimat dan dibaca waqof (berhenti).
Panjangnya adalah 2, 4, atau 6 harokat (1, 2, atau 3 alif). Apabila tidak dibaca waqof, maka hukumnya kembali seperti mad thobi'i.
4) Mad Badal
Yaitu mad pengganti huruf hamzah di awal kata. Lambang mad madal ini biasanya berupa tanda baris atau kasroh tegak .
Panjangnya adalah 2 harokat (1 alif)
5) Mad 'Iwad
Yaitu mad yang terjai apabila pada akhir kalimat terdapat huruf yang berbaris fathatain dan dibaca waqof.
Panjangnya 2 harokat (1 alif).
6) Mad Lazim Mutsaqqol Kalimi
Yaitu bila mad thobi'i bertemu dengan huruf yang bertasydid.
Panjangnya adalah 6 harokat (3 alif).
7) Mad Lazim Mukhoffaf Kalimi
Yaitu bila mad thobi'i bertemu dengan huruf sukun atau mati.
Panjangnya adalah 6 harokat (3 alif).
8) Mad Lazim Harfi Musyba'
Mad ini terjadi hanya pada awal surat dalam al-qur'an. Huruf mad ini ada delapan, yaitu :
Panjangnya adalah 6 harokat (3 alif)
9) Mad Lazim Mukhoffaf harfi ( )
Mad ini juga terjadi hanya pada awal surat dalam al-qur'an. Huruf mad ini ada lima, yaitu :
Panjangnya adalah 2 harokat.
10) Mad Layyin
Mad ini terjadi bila :
huruf berbaris fathah bertemu wawu mati atau ya mati, kemudian terdapat huruf lain yg juga mempunyai baris.
Mad ini terjadi di akhir kalimat kalimat yang dibaca waqof (berhenti).
Panjang mad ini adalah 2 - 6 harokat ( 1 - 3 alif).
11) Mad Shilah
Mad ini terjadi pada huruh "ha" di akhir kata yang merupakan dhomir muzdakkar mufrod lilghoib (kata ganti orang ke-3 laki-laki).
Syarat yang harus ada dalam mad ini adalah bahwa huruf sebelum dan sesudah "ha" dhomir harus berbaris hidup dan bukan mati/sukun.
Mad shilah terbagi 2, yaitu :
a) Mad Shilah Qashiroh
Terjadi bila setelah "ha" dhomir terdapat huruf selain hamzah. Dan biasanya mad ini dilambangkan dengan baris fathah tegak, kasroh tegak, atau dhommah terbalik pada huruf "ha" dhomir.
Panjangnya adalah 2 harokat (1 alif).
b) Mad Shilah Thowilah
Terjadi bila setelah "ha" dhomir terdapat huruf hamzah.
Panjangnya adalah 2-5 harokat (1 - 2,5 alif).
12) Mad Farqu
Terjadi bila mad badal bertemu dengan huruf yang bertasydid dan untuk membedakan antara kalimat istifham (pertanyaan) dengan sebuutan/berita.
Panjangnya 6 harokat.
13) Mad Tamkin
Terjadi bila 2 buah huruf ya bertemu dalam satu kalimat, di mana ya pertama berbaris kasroh dan bertasydid dan ya kedua berbaris sukun/mati.
Panjangnya 2 - 6 harokat (1 - 3 alif).
Contoh :
Minggu, 06 Desember 2009
1. Pengertian mesin CNC
CNC singkatan dari Computer Numerically Controlled, merupakan mesin
perkakas yang dilengkapi dengan sistem mekanik dan kontrol berbasis komputer yang
mampu membaca instruksi kode N, G, F, T, dan lain-lain, dimana kode-kode tersebut
akan menginstruksikan ke mesin CNC agar bekerja sesuai dengan program benda kerja
yang akan dibuat. Secara umum cara kerja mesin perkakas CNC tidak berbeda dengan
mesin perkakas konvensional. Fungsi CNC dalam hal ini lebih banyak menggantikan
pekerjaan operator dalam mesin perkakas konvensional. Misalnya pekerjaan setting tool
atau mengatur gerakan pahat sampai pada posisi siap memotong, gerakan pemotongan
dan gerakan kembali keposisi awal, dan lain-lain. Demikian pula dengan pengaturan
kondisi pemotongan (kecepatan potong, kecepatan makan dan kedalaman pemotongan)
serta fungsi pengaturan yang lain seperti penggantian pahat, pengubahan transmisi
daya (jumlah putaran poros utama), dan arah putaran poros utama, pengekleman,
pengaturan cairan pendingin dan sebagainya.
Mesin perkakas CNC dilengkapi dengan berbagai alat potong yang dapat
membuat benda kerja secara presisi dan dapat melakukan interpolasi yang diarahkan
secara numerik (berdasarkan angka). Parameter sistem operasi CNC dapat diubah
melalui program perangkat lunak (software load program) yang sesuai. Tingkat ketelitian
mesin CNC lebih akurat hingga ketelitian seperseribu millimeter, karena penggunaan
ballscrew pada setiap poros transportiernya. Ballscrew bekerja seperti lager yang tidak
memiliki kelonggaran/spelling namun dapat bergerak dengan lancar.
Pada awalnya mesin CNC masih menggunakan memori berupa kertas berlubang
sebagai media untuk mentransfer kode G dan M ke sistem kontrol. Setelah tahun 1950,
ditemukan metode baru mentransfer data dengan menggunakan kabel RS232, floppy
disks, dan terakhir oleh Komputer Jaringan Kabel (Computer Network Cables) bahkan
bisa dikendalikan melalui internet.Akhir-akhir ini mesin-mesin CNC telah berkembang secara menakjubkan
sehingga telah mengubah industri pabrik yang selama ini menggunakan tenaga manusia
menjadi mesin-mesom otomatik. Dengan telah berkembangnya Mesin CNC, maka
benda kerja yang rumit sekalipun dapat dibuat secara mudah dalam jumlah yang
banyak. Selama ini pembuatan komponen/suku cadang suatu mesin yang presisi
dengan mesin perkakas manual tidaklah mudah, meskipun dilakukan oleh seorang
operator mesin perkakas yang mahir sekalipun. Penyelesaiannya memerlukan waktu
lama. Bila ada permintaan konsumen untuk membuat komponen dalam jumlah banyak
dengan waktu singkat, dengan kualitas sama baiknya, tentu akan sulit dipenuhi bila
menggunakan perkakas manual. Apalagi bila bentuk benda kerja yang dipesan lebih
rumit, tidak dapat diselesaikan dalam waktu singkat. Secara ekonomis biaya produknya
akan menjadi mahal, hingga sulit bersaing dengan harga di pasaran.
Tuntutan konsumen yang menghendaki kualitas benda kerja yang presisi,
berkualitas sama baiknya, dalam waktu singkat dan dalam jumlah yang banyak, akan
lebih mudah dikerjakan dengan mesin perkakas CNC (Computer Numerlcally
Controlled), yaitu mesin yang dapat bekerja melalui pemogramman yang dilakukan dan
dikendalikan melalui komputer. Mesin CNC dapat bekerja secara otomatis atau semi
otomatis setelah diprogram terlebih dahulu melalui komputer yang ada.
Program yang dimaksud merupakan program membuat benda kerja yang telah
direncanakan atau dirancang sebelumnya. Sebelum benda kerja tersebut dieksikusi
atau dikerjakan oleh mesin CNC, sebaikanya program tersebut di cek berulang-ualang
agar program benar-benar telah sesuai dengan bentuk benda kerja yang diinginkan,
serta benar-benar dapat dikerjakan oleh mesin CNC. Pengecekan tersebut dapat
melalui layar monitor yang terdapat pada mesin atau bila tidak ada fasilitas cheking
melalui monitor (seperti pada CNC TU EMCO 2A/3A) dapat pula melalui plotter yang
dipasang pada tempat dudukan pahat/palsu frais. Setelah program benar-benar telah
berjalan seperti rencana, baru kemudian dilaksanakan/dieksekusi oleh mesin CNC.
Dari segi pemanfaatannya, mesin perkakas CNC dapat dibagi menjadi dua,
antara lain: (a) mesin CNC Training unit (TU), yaitu mesin yang digunakan sarana
pendidikan, dosen dan training. (b) mesin CNC produktion unit (PU), yaitu mesin CNC
yang digunakan untuk membuat benda kerja/komponen yang dapat digunakan sebagai
mana mestinya. Dari segi jenisnya, mesin perkakas CNC dapat dibagi menjadi tiga jenis,
antara lain: (a) mesin CNC 2A yaitu mesin CNC 2 aksis, karena gerak pahatnya hanya
pada arah dua sumbu koordinat (aksis) yaitu koordinat X, dan koordinat Z, atau dikenal
dengan mesin bubut CNC, (b) mesin CNC 3A, yaitu mesin CNC 3 aksis atau mesin yang
memiliki gerakan sumbu utama kearah sumbu koordinat X, Y, dan Z, atau dikenal
dengan mesin frsais CNC. (c) mesin CNC kombinasi, yaitu mesin CNC yang mampu
mengerjakan pekerjaan bubut dan freis sekaligus, dapat pula dilengkapi dengan
peralatan pengukuran sehingga dapat melakukan pengontrolan kualitas
pembubutan/pengefraisan pada benda kerja yang dihasilkan. Pada umumnya mesin
CNC yang sering dijumpai adalah mesin CNC 2A (bubut) dan mesin CNC 3A (frais).
CNC singkatan dari Computer Numerically Controlled, merupakan mesin
perkakas yang dilengkapi dengan sistem mekanik dan kontrol berbasis komputer yang
mampu membaca instruksi kode N, G, F, T, dan lain-lain, dimana kode-kode tersebut
akan menginstruksikan ke mesin CNC agar bekerja sesuai dengan program benda kerja
yang akan dibuat. Secara umum cara kerja mesin perkakas CNC tidak berbeda dengan
mesin perkakas konvensional. Fungsi CNC dalam hal ini lebih banyak menggantikan
pekerjaan operator dalam mesin perkakas konvensional. Misalnya pekerjaan setting tool
atau mengatur gerakan pahat sampai pada posisi siap memotong, gerakan pemotongan
dan gerakan kembali keposisi awal, dan lain-lain. Demikian pula dengan pengaturan
kondisi pemotongan (kecepatan potong, kecepatan makan dan kedalaman pemotongan)
serta fungsi pengaturan yang lain seperti penggantian pahat, pengubahan transmisi
daya (jumlah putaran poros utama), dan arah putaran poros utama, pengekleman,
pengaturan cairan pendingin dan sebagainya.
Mesin perkakas CNC dilengkapi dengan berbagai alat potong yang dapat
membuat benda kerja secara presisi dan dapat melakukan interpolasi yang diarahkan
secara numerik (berdasarkan angka). Parameter sistem operasi CNC dapat diubah
melalui program perangkat lunak (software load program) yang sesuai. Tingkat ketelitian
mesin CNC lebih akurat hingga ketelitian seperseribu millimeter, karena penggunaan
ballscrew pada setiap poros transportiernya. Ballscrew bekerja seperti lager yang tidak
memiliki kelonggaran/spelling namun dapat bergerak dengan lancar.
Pada awalnya mesin CNC masih menggunakan memori berupa kertas berlubang
sebagai media untuk mentransfer kode G dan M ke sistem kontrol. Setelah tahun 1950,
ditemukan metode baru mentransfer data dengan menggunakan kabel RS232, floppy
disks, dan terakhir oleh Komputer Jaringan Kabel (Computer Network Cables) bahkan
bisa dikendalikan melalui internet.Akhir-akhir ini mesin-mesin CNC telah berkembang secara menakjubkan
sehingga telah mengubah industri pabrik yang selama ini menggunakan tenaga manusia
menjadi mesin-mesom otomatik. Dengan telah berkembangnya Mesin CNC, maka
benda kerja yang rumit sekalipun dapat dibuat secara mudah dalam jumlah yang
banyak. Selama ini pembuatan komponen/suku cadang suatu mesin yang presisi
dengan mesin perkakas manual tidaklah mudah, meskipun dilakukan oleh seorang
operator mesin perkakas yang mahir sekalipun. Penyelesaiannya memerlukan waktu
lama. Bila ada permintaan konsumen untuk membuat komponen dalam jumlah banyak
dengan waktu singkat, dengan kualitas sama baiknya, tentu akan sulit dipenuhi bila
menggunakan perkakas manual. Apalagi bila bentuk benda kerja yang dipesan lebih
rumit, tidak dapat diselesaikan dalam waktu singkat. Secara ekonomis biaya produknya
akan menjadi mahal, hingga sulit bersaing dengan harga di pasaran.
Tuntutan konsumen yang menghendaki kualitas benda kerja yang presisi,
berkualitas sama baiknya, dalam waktu singkat dan dalam jumlah yang banyak, akan
lebih mudah dikerjakan dengan mesin perkakas CNC (Computer Numerlcally
Controlled), yaitu mesin yang dapat bekerja melalui pemogramman yang dilakukan dan
dikendalikan melalui komputer. Mesin CNC dapat bekerja secara otomatis atau semi
otomatis setelah diprogram terlebih dahulu melalui komputer yang ada.
Program yang dimaksud merupakan program membuat benda kerja yang telah
direncanakan atau dirancang sebelumnya. Sebelum benda kerja tersebut dieksikusi
atau dikerjakan oleh mesin CNC, sebaikanya program tersebut di cek berulang-ualang
agar program benar-benar telah sesuai dengan bentuk benda kerja yang diinginkan,
serta benar-benar dapat dikerjakan oleh mesin CNC. Pengecekan tersebut dapat
melalui layar monitor yang terdapat pada mesin atau bila tidak ada fasilitas cheking
melalui monitor (seperti pada CNC TU EMCO 2A/3A) dapat pula melalui plotter yang
dipasang pada tempat dudukan pahat/palsu frais. Setelah program benar-benar telah
berjalan seperti rencana, baru kemudian dilaksanakan/dieksekusi oleh mesin CNC.
Dari segi pemanfaatannya, mesin perkakas CNC dapat dibagi menjadi dua,
antara lain: (a) mesin CNC Training unit (TU), yaitu mesin yang digunakan sarana
pendidikan, dosen dan training. (b) mesin CNC produktion unit (PU), yaitu mesin CNC
yang digunakan untuk membuat benda kerja/komponen yang dapat digunakan sebagai
mana mestinya. Dari segi jenisnya, mesin perkakas CNC dapat dibagi menjadi tiga jenis,
antara lain: (a) mesin CNC 2A yaitu mesin CNC 2 aksis, karena gerak pahatnya hanya
pada arah dua sumbu koordinat (aksis) yaitu koordinat X, dan koordinat Z, atau dikenal
dengan mesin bubut CNC, (b) mesin CNC 3A, yaitu mesin CNC 3 aksis atau mesin yang
memiliki gerakan sumbu utama kearah sumbu koordinat X, Y, dan Z, atau dikenal
dengan mesin frsais CNC. (c) mesin CNC kombinasi, yaitu mesin CNC yang mampu
mengerjakan pekerjaan bubut dan freis sekaligus, dapat pula dilengkapi dengan
peralatan pengukuran sehingga dapat melakukan pengontrolan kualitas
pembubutan/pengefraisan pada benda kerja yang dihasilkan. Pada umumnya mesin
CNC yang sering dijumpai adalah mesin CNC 2A (bubut) dan mesin CNC 3A (frais).
2. DASAR-DASAR PEMOGRAMAN MESIN CNC
Ada beberapa langkah yang harus dilakukan seorang programmer sebelum
menggunakan mesin CNC, pertama mengenal beberapa sistem koordinat yang ada
pada mesin CNC, yaitu: (a) sistem koodinat kartesius, yang terdiri dari koordinat mutlak
(absolut) dan koordinat relatif (inkremental), dan (b) sistem koordinat kutub (koordinat
polar), yang terdiri dari koordinat mutlak (absolut) dan koordinat relatif (inkremental).
Selanjutnya menentukan system koordinat yang akan digunakan dalam pemograman.
Apakah program akan menggunakan sistem pemogramman metode absolut atau
inkremental. Pada umumnya sistem koordinat yang sering digunakan antara lain sistem
koordinat kartesius, yaitu koordinat mutlak (absolut) dan koordinat relatif/berantai
(incremental). Langkah kedua adalah memahami prinsip gerakan sumbu utama dalam
mesin CNC.
2.1 Pemrograman Absolut
Pemrograman absolut adalah pemrogramman yang dalam menentukan titik
koordinatnya selalu mengacu pada titik nol benda kerja. Kedudukan titik dalam benda
kerja selalu berawal dari titik nol sebagai acuan pengukurannya. Sebagai titik referensi
benda kerja letak titik nol sendiri ditentukan berdasarkan bentuk benda kerja dan
keefektifan program yang akan dibuat. Penentuan titik nol mengacu pada titik nol benda
kerja (TMB). Pada pemrogramman benda kerja yang rumit, melalui kode G tertentu titik
nol benda kerja (TMB) bisa dipindah sesuai kebutuhan untuk memudahkan
pemrogramman dan untuk menghindari kesalahan pengukuran.
Pemrogramman absolut dikenal juga dengan sistem pemrogramman mutlak,
di mana pergerakan alat potong mengacu pada titik nol benda kerja. Kelebihan dari
sistem ini bila terjadi kesalahan pemrogramman hanya berdampak pada titik yang
bersangkutan, sehingga lebih mudah dalam melakukan koreksi. Berikut ini contoh
pengukuran dengan menggunakan metode absolut.
Y
C
A B
Titik Koordinat Absolut
(X , Y)
A B C
(1, 1)
(5, 1 )
(3, 3 )
Gambar 3. Pengukuran dengan Metode Absolut
2.2 Pemrogramman Relatif (inkremental)
Pemrogramman inkremental adalah pemrogramman yang pengukuran
lintasannya selalu mengacu pada titik akhir dari suatu lintasan. Titik akhir suatu lintasan
merupakan titik awal untuk pengukuran lintasan berikutnya atau penentuan
koordinatmya berdasarkan pada perubahan panjang pada sumbu X (.X) dan perubahan
X
6
panjang lintasan sumbu Y (.Y). Titik nol benda kerja mengacu pada titik nol sebagai titik
referensi awal, letak titik nol benda kerja ditentukan berdasarkan bentuk benda kerja dan
keefektifan program yang akan dibuatnya. Penentuan titik koordinat berikutnya mengacu
pada titik akhir suatu lintasan.
Sistem pemrogramman inkremental dikenal juga dengan sistem pemrogramman
berantai atau relative koordinat. Penentuan pergerakan alat potong dari titik satu ke titik
berikutnya mengacu pada titik pemberhentian terakhir alat potong. Penentuan titik
setahap demi setahap. Kelemahan dari sistem pemrogramman ini, bila terjadi kesalahan
dalam penentuan titik koordinat, penyimpangannya akan semakin besar. Berikut ini
contoh dari pengukuran inkremental.
Y C
A B
Titik Koordinat Inkremental
(.X , .Y)
A B C
( 1 , 1 )
( 4 , 1 )
( -2 , 2 )
Gambar 4. Pengukuran metode inkremental
2.3 Pemrogramman Polar
Pemrogramman polar terdiri dari polar absolut mengacu pada panjang lintasan
dan besarnya sudut (@ L, á) dan polar inkremental mengacu pada panjang
lintasan dan besarnya perubahan sudut (@ L, . á).
X
7
Y C
A B
Polar Koordinat Absolut:
(@ L , á)
Polar Koordinat Inkremental
(@ L , .á)
B (5, 0o) ,
C (2V2, 135 o )
A (2V2, 225 o )
B (5, 0o) ,
C (2V2, 135 o )
Gambar 5. Pengukuran metode inkremental.
3. Gerakan sumbu utama pada mesin CNC
Dalam pemogrammman mesin CNC perlu diperhatikan bahwa dalam setiap
pemograman menganut, prinsip bahwa sumbu utama (tempat pahat/pisau frais) yang
bergerak ke berbagai sumbu, sedangkan meja tempat dudukan benda diam meskipun
pada kenyataanya meja mesin frais yang nergerak. Programer tetap menganggap
bahwa alat potonglah yang bergerak. Sebagai contoh bila programer menghendaki
pisau frais ke arah sumbu X positif, maka meja mesin frais akan bergerak ke sumbu X
negatif, juga untuk gerakan alat pemotong lainnya.
Gambar 6. Gerakan sumbu utama menganut kaidah tangan kanan
X
8
Selain menentukan sumbu simetri mesin, langkah berikutnya adalah memahami
letak titik nol benda kerja (TNB), titik nol mesin (TNM), dan titik referens (TR). TNB
merupakan titik nol di mana dari titik tersebut programmer mengacu untuk menentukan
dimensi titik koordinatnya sendiri, baik secara absolute maupun inkremental. TNM
merupakan titik nol mesin. Pada mesin CNC bubut TNM terletak di pangkal cekam (lihat
Gambar 24) tempat cekam benda kerja diletakkan. Pada mesin CNC frais TNM berada
pada pangkal dimana alat potong/pisau frais diletakkan (lihat Gambar 25). Titik Referens
(TR) adalah suatu titik yang menyebutkan letak alat potong mula-mula diparkir atau
diletakan. Titik referens ditempatkan agak jauh dari benda kerja, agar pada saat
pemasangan atau melepaskan benda kerja, tangan operator tidak mengenai alat potong
yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja. Benda kerja aman untuk dipasang
maupun dilepas dari ragum atau pencekam.
(a)
(b)
Gambar 7. TNB, TNM, dan TR pada mesin CNC Bubut (a) dan Frais (b)
Pembuatan program mesin CNC, seorang programmer harus memiliki
kemampuan dasar pemograman, antara lain: (a) Pengalaman dalam membaca gambar
TNB
TNM
TR
TNM
TNB
TR
9
teknik, (b) berpengalaman dalam pengerjaan logam dengan menggunakan mesin
perkakas konvensional. (c) mampu memilih alat potong/pahat perkakas secara tepat
sesuai dengan peruntukannya, (d) dapat menentukan posisi benda kerja dalam sisitem
koordinat, (e) mempunyai dasar-dasar pengetahuan matematika terutama trigonometri.
4 Standarisasi Pemrogramman Mesin Perkakas CNC
Pemakaian kode-kode pada mesin perkakas CNC dapat menggunakan standar
pemrograman ynag berlaku antara lain: DIN (Deutsches Institut fur Normug) 66025,
ANSI (American Nationale Standarts Institue), AEROS (Aeorospatiale Frankreich), ISO,
dll. Sebagian besar dari standar, yang diinginkan memiliki persamaan dan sedikit saja
perbedaannya. Berikut ini beberapa bagian kode pada mesin CNC EMCO antara lain
kode G, kode M, kode F, kode S dan kode T yang mempunyai arti sebagai berikut.
4.1 Arti Kode M pada mesin CNC
KODE ARTI
M00 Mesin terhenti terprogram
M03 Sumbu utama berputar searah dengan jarum jam; Kode ini biasanya
pada awal intruksi. Adanya kode ini menyebabkan sumbu utama
mesin akan berputar searah jarum jam. Pada mesin bubut CNC
cekam benda kerja akan berputar searah jarum jam, sedangkan pada
mesin frais CNC yang berputar adalah tempat alat potong arbornya
.
Gambar 8. Alat potong berputar searah jarum jam M03
M04 Sumbu utama berputar berlawanan arah jarum jam
10
Gambar 8a. Arah putaran spindle berlawanan jarum jam (M04)
M05 Sumbu utama berhenti terprogram
M06 Penggantian alat potong dilakukan agar kualitas benda kerja
meningkat. Bentuk benda kerja yang semakin kompleks akan
cenderung menggunakan alat potong yang banyak, seperti
pemakanan kasar, pengeboran, pembuatan alur, dan pemakanan
finishing. Masing-masing jenis pemakanan memerlukan alat potong
yang khusus, sebagai contoh alat potong untuk melakukan
pemakanan kasar akan berbeda dengan alat potong yang digunakan
untuk membuat ulir.
M08 Cairan pendingin akan mengalirkan.
Pada proses pengerjaan benda kerja, terjadi gesekan antara benda
kerja dan alat potong. Alat potong dan benda kerja akan menjadi
panas. Bila tidak didinginkan maka alat potong akan cepat tumpul/
rusak. Oleh karena itu perlu didinginkan dengan cara memerintahklan
mesin untuk mengalirkan cairan pendingin (coolant).
Gambar 9. Cairan pendingin disemprotokan untuk mendinginkan alat
potong dan benda kerja
M09 Cairan pendingin berhenti mengalir
M17 Sub program (unterprogram) berakhir
M19 Sumbu utama posisi tepat
M30 Program berakhir dan kembali pada program semula.
M38 Berhenti tepat, aktif
M39 Berhenti tepat, pasif
M90 Pembatalan fungsi pencerminan
11
M91 Pencerminan sumbu X
M92 Pencerminan sumbu Y
M93 Pencerminan sumbu X dan Y
M99 Penentuan parameter lingkaran I, J, K.
5. Arti Kode G pada mesin CNC
Intruksi pada mesin CNC menggunakan kode-kode pemrograman, misal kode G,
kode M, kode P, dan sebagainya. Arti kode tiap mesin biasanya memiliki persamaan,
namun arti kode pada merek yang berbeda dapat memiliki arti yang berbeda pula,
sehingga programmer harus dapat menyesuaikan standarisasi kode yang digunakan
pada mesin CNC yang akan digunakan. Sebagai contoh intruksi G 84 pada mesin CNC
EMCO TU 2A berarti pembubutan memanjang, sedangkan pada mesin CNC PU 2A
merek Gildmeister siklus pembubutan memanjang menggunakan kode G 81.
Langganan:
Komentar (Atom)
